Monday, November 29, 2010

China Geser Amerika, Indonesia Masuk 5 Besar?

Ekonomi dunia berada dalam super-cycle babak baru pertumbuhan tinggi. Asia pemenangnya?


Perekonomian dunia kini berada dalam super-cycle (siklus-super). Ini adalah masa pertumbuhan global historis yang tinggi, yang berlangsung satu generasi atau lebih. Super-cycle yang ditandai dengan munculnya pertumbuhan ekonomi yang cepat ini dinikmati oleh negara seperti Cina, India dan Indonesia sekarang.

Ada banyak faktor pendorong terjadinya hal ini, termasuk peningkatan perdagangan, tingginya tingkat investasi, urbanisasi yang cepat dan inovasi teknologi.

Dalam sejarahnya, perekonomian dunia telah dua kali menikmati super-cycle sebelumnya. Pertama, 1870-1913, mengalami pick-up signifikan pada pertumbuhan global. Rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia setiap tahun sebesar 2,7%, satu persen lebih tinggi dari sebelumnya. Siklus itu dipimpin oleh munculnya Amerika Serikat, serta munculnya peningkatan perdagangan dan penggunaan teknologi yang lebih besar dari Revolusi Industri.

Super siklus kedua, dari 1945 hingga awal 1970-an, pertumbuhan rata-rata 5% dan ditandai oleh rekonstruksi pasca-Perang dan catch-up di sebagian besar dunia. Ini juga ditandai oleh munculnya kelas menengah yang besar di Barat dan negara-negara pengekspor di Asia, dipimpin oleh Jepang.

Sekarang, kita mungkin berada dalam super-cycle yang berbeda, namun dengan aspek-aspek serupa seperti dua super-cycle sebelumnya.

Bagi orang-orang di Asia dan di seluruh dunia, muncul ide pertumbuhan mungkin terdengar tidak biasa. Tapi bagi banyak orang di Barat, pikiran dari Super-Cycle bukan hal aneh mengingat masalah inilah yang dihadapi perekonomian dunia. Faktanya,ekonomi dunia sekarang lebih dari US$62 triliun, sekitar dua kali lipat dibandingkan satu dekade lalu, bahkan telah melampaui puncak pra-resesi.

Selama dua tahun terakhir, ekonomi telah rebound didorong oleh kebijakan stimulus di Barat dan oleh pertumbuhan kuat di Timur. Memang, pasar di negara-negara berkembang, yang merupakan sepertiga dari ekonomi dunia, saat ini mencapai dua-pertiga pertumbuhannya. Tren ini tampaknya akan terus berlanjut.

Pada tahun 2030, perekonomian dunia bisa tumbuh menjadi US$308 triliun. Proyeksi ini berarti tingkat pertumbuhan riil sebesar 3,5% untuk periode mulai tahun 2000 -- saat Super-Cycle dimulai -- hingga 2030. Atau rata-rata pertumbuhan riil sebesar 3,9% dari sekarang hingga 2030. Ini akan menjadi kemajuan signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan 2,8% selama 1973 hingga 2000.

Situasi yang luar biasa tidak hanya berupa kemungkinan skala ekspansi ini, tetapi juga ramalan yang didasarkan pada proyeksi pertumbuhan yang terlalu berhati-hati. Misalnya, China diperkirakan akan tumbuh rata-rata 6,9% per tahun selama periode tahun 2030 dan India sebesar 9,3%.

Pada tahun 2030, India mungkin telah menjadi ekonomi terbesar ketiga di dunia. Selain itu, Indonesia, yang saat ini perekonomian peringkat 18 terbesar kemungkinan besar akan pindah menjadi lima terbesar dunia dalam jangka waktu dua puluh tahun saja, setelah menikmati hampir rata-rata 7% pertumbuhan selama periode tersebut.

Memang, selalu ada risiko yang dapat mempengaruhi pertumbuhan global. Super-cycle pertama berakhir dengan pecahnya Perang Dunia Pertama, yang kedua dengan guncangan minyak bumi diawal tahun tujuh puluhan. Namun, kali ini semoga dunia mempunyai posisi lebih baik untuk mengatasi risiko munculnya badan pengambil keputusan internasional dan forum kebijakan seperti G20.

Sangatlah penting menekankan bahwa super cycle bukan berarti pertumbuhan akan terus menguat selama seluruh periode. Dalam tiga atau empat tahun terakhir saya termasuk di antara yang paling pesimis tentang pertumbuhan ekonomi AS. Saya masih berhati-hati karena perekonomian AS masih akan berjuang di tahun depan dengan pertumbuhan di bawah tren. Demikian juga Eropa dan Jepang, keduanya akan menghadapi prospek jangka pendek yang masih lesu dengan pertumbuhan datar.

Karena itu, perkembangan akan lebih luar biasa jika Asia dapat mendorong lebih banyak pertumbuhan mereka sendiri. Apalagi hal tersebut sangat dibutuhkan dunia.

Tahun depan, China akan melihat tahun pertama dari rencana lima-tahunan ke-12. Hal ini seharusnya akan membantu pertumbuhan mereka. Namun demikian, bank sentral China dan lainnya di seluruh Asia akan melakukan pengetatan kebijakan untuk menahan inflasi. Pada gilirannya, hal ini harusnya memungkinkan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan, namun dengan tingkat yang mendekati atau bahkan di bawah yang terlihat pada tahun ini. Jadi, dalam Super-Cycle, jelas akan ada tantangan bagi para pembuat kebijakan.

Sebagaimana pentingnya untuk fokus pada tantangan jangka pendek, namun sangat penting tetap melihat peluang jangka panjang. Selama Super-Cycle, kami percaya bahwa China bisa menggantikan AS sebagai perekonomian terbesar dunia pada 2020, jauh lebih cepat daripada yang banyak pihak prediksikan.

Namun, dari perkiraan itu yang paling penting adalah cerita yang terjadi dibaliknya.

Tak bisa dipungkiri, ada skala perekonomian yang tengah berkembang. Seiring dengan pertumbuhannya, negara-negara berkembang akan memberikan pengaruh lebih besar pada perekonomian dunia. Begitupun dengan dampak dari pertumbuhan koridor-koridor perdagangan baru. Hampir 85% dari populasi dunia kini semakin saling terkait melalui perdagangan, sehingga memungkinkan pertambahan jumlah orang yang akan berkontribusi pada perekonomian global.

Sumber-sumber pendanaan akan menjadi penggerak pertumbuhan yang penting, mengingat tingginya kebutuhan investasi, khususnya di bidang infrastruktur. Lalu ada hal lain yang saya sebut perspiration atau keringat dari makin banyaknya jumlah orang yang bekerja dan berbelanja, dan juga kreativitas yang makin besar atas inovasi dan teknologi.

Negara-negara yang akan berhasil adalah negara yang paling banyak memiliki uang tunai, komoditas dan kreativitas. Dalam beberapa tahun terakhir saya kerap menjelaskan keadaan yang tengah terjadi sebagai New World Order, mencerminkan pergeseran keseimbangan kekuatan ekonomi dan keuangan dari Barat ke Timur.

Nah, di tengah pergeseran ini masih berlaku, Super-Cycle lebih tepat mencerminkan apa yang sedang terjadi. Barat masih sangat mungkin berhasil dengan lingkungan seperti ini, terutama jika perekonomian di sana kreatif. Namun sudah jelas bahwa Asia akan muncul menjadi pemenang.

Penulis:
Dr Lyons Gerard
Head of Global Research and Chief Economist di Standard Chartered Bank

Sumber :http:// bisnis.vivanews.com/news/read/191093-asia--sang-pemenang-siklus-ekonomi-2030

Thursday, November 25, 2010

10 Kebohongan MLM



Banyak mitos yang dikembangkan oleh para penggiat MLM (Multi Level Marketing bukan ML diwaktu M. :-) guna mendongkrak jaringannya.

Inilah 10 kebohongan MLM yang sering tidak kita sadari

Kebohongan #1 :
MLM adalah bisnis yang menawarkan kesempatan yang lebih baik untuk menghasilkan uang dalam jumlah besar dibandingkan dengan model bisnis dan profesional konvensional lainnya.

Kebenaran :

Bagi kebanyakan investor MLM praktek ini akan merupakan kerugian. Ini bukan pendapat, tetapi kenyataan sejarah. Timbanglah beberapa contoh penting yang terjadi pada MLM besar berikut:

Dalam MLM yang terbesar, Amway, hanya 1/2 persen dari semua distributor menjadi basis langsung sebagai distributor, dan pendapatan rata-rata semua distributor adalah $40 sebulan. Ini adalah pendapatan kotor sebelum dikenai pajak dan ongkos-ongkos. Bila biaya dijadikan faktornya, sudah jelas bahwa hampir semua mengalami kerugian. Menjadikannya agar memasarkan secara ‘langsung’ bagaimanapun bukanlah karcis menuju keuntungan, tetapi menuju kerugian yang lebih besar lagi. Ketika Jaksa Agung Wisconsin mengajukan tuntutan kepada Amway, pajak dari semua distributor di Amerika Serikat menunjukkan rata-rata kehilangan $918 bersih untuk pemerintah.

Penjualan yang luar biasa dan kegagalan pemasaran menjadi faktor utama dari kegagalan ini, namun walaupun bisnis ini lebih layak, perhitungan matematik saja sudah akan membatasi kesempatan demikian. Tipe struktur bisnis MLM hanya dapat menunjang sekelompok kecil pemenang. Bila satu orang membutuhkan 1.000 orang down-line untuk mendapatkan penghasilan yang berkelanjutan, dan 1.000 orang itu membutuhkan satu juta orang untuk mengulangi sukses yang sama, berapa banyak orang sebenarnya yang dapat bergabung sebagai anggota ? Kebanyakan dari yang disebut pertumbuhan pada dasarnya adalah
pengulangan dari terkecohnya pendaftar-pendaftar baru. Uang untuk pemenang yang sedikit diperoleh dari banyak pendaftar-pendaftar baru yang masuk secara terus menerus.

Kebanyakan mereka yang rugi dalam MLM akan keluar pada tahun pertama. Pada pengadilan Melaleuca di tahun 1999, salah satu dari MLM besar di Amerika Serikat, perusahaan itu mengaku mencapai tingkat pengumpulan tertinggi diantara paradistributor industri MLM. Tingkat drop-out Melaleuca adalah 5.5% per bulan. Ini berarti sekitar 60% per tahun bila drop out diganti setiap bulan.

Dalam laporan tahunan kepada SEC, Pre-Paid Legal, MLM besar lainnya, terungkap bahwa lebih dari setengah pelanggan dan distributor berhenti setiap tahun dan digantikan oleh kelompok lain yang masih memiliki pengharapan akan bisnis ini.

Pola yang mencapai 50-70% dari semua distributor dalam setahun juga berlaku untuk NuSkin, industri kedua terbesar dalam MLM. NuSkin juga menunjukkan contoh dimana hanya kecil sekali persentasi distributor yang memperoleh keuntungan mayoritas komisi perusahaan. Di tahun 1998, NuSkin membayarkan 2/3 dari seluruh komisinya kepada hanya 200 upliners dari 63,000 distributor yang “aktif”. Uang yang mereka terima diperoleh langsung dari investasi yang tidak menguntungkan dari 99,7% lainnya.

Di tahun 1995, Excel Communications, MLM “yang cepat berkembang” lainnya, melaporkan kepada pejabat adanya 86% tingkat pergantian distributor dan 48% tingkat drop-out pelanggan.

Untuk mengaburkan angka-angka keanggotaan yang suram, beberapa MLM membagi para distributor dalam dua kelas, “aktif” dan “pasif”. Kelompok Aktif mencakup hanya para anggota baru dan mereka yang masih membeli produk-produk atau menerima komisi. Statistik pembayaran dan penerimaan komisi hanya terbatas pada mereka yang termasuk “golongan Aktif”.

Bila SEMUA distributor yang terlibat dimasukkan, kerugian dan penghasilan rata-rata akan makin terungkap lebih buruk lagi. Dan, bila semua distributor yang terdaftar dan keluar dalam beberapa tahun dimasukkan, mujizat sukses bagi distributor / investor baru akan terlihat rendah sekali. Namun, perusahaan perusahaan demikian akan tetap mempromosikan bisnis mereka sebagai “kesempatan seumur hidup” dengan “pontensi yang tidak terbatas.”

Kebohongan #2 :

Pemasaran Jaringan adalah cara yang paling populer dan efektif untuk memasarkan produk ke pasar. Pelanggan menyukai membeli produk dengan dasar satu-kepada-satu dalammodel MLM.

Kebenaran :
Bila kita melepaskan MLM dari aktivitas resmi penjualan ke-distributoran yang terus menerus, yaitu cara penjualan eceran atas dasar satu-kepada-satu produk kepada pelanggan, kita akan menjumpai sistem penjualan yang tidak produktif dan tidak praktis diatas mana seluruh struktur bertumpu. Penjualan secara pribadi adalah hal masa lalu, bukan gelombang masa depan. Menjual secara eceran secara langsung kepada teman-teman atas dasar satu-kepada-satu menuntutorang-orang untuk secara drastis mengubah kebiasaan belanja mereka. Mereka harus membatasi pilihan mereka, sering harus membayar lebih untuk barang barang, membeli dengan enggan, dan secara janggal melakukan transaksi dengan teman dekat dan keluarga. Pengeceran dari pintu-ke-pintu yang tidak layak itulah sebenarnya MLM, dalam kenyataan, MLM adalah sebuah bisnis yang hanya menjual kesempatan untuk merekrutdistributor baru.

Kebohongan #3 :

Pada akhirnya semua barang akan dijual dengan MLM, sebuah bentuk pemasaran yang baru. Toko-toko eceran, mal-mal, katalog dan sebagian besar iklan oleh MLM akan segera dianggap tidak lagi diperlukan.

Kebenaran :
MLM bukan hal baru. Itu sudah muncul sejak akhir dasawarsa 1960-an. Kenyataannya, saat ini hanya mencapai kurang dari satu persen penjualan eceran di Amerika Serikat. Menurut Departemen Perdagangan Amerika Serikat, di tahun 2000, jumlah penjualan eceran adalah $3.232 triliun dan jumlah penjualan melalui MLM hanya sekitar $10 milyar. Jumlah ini hanya sekitar sepertiga persen dan sebagian besar penjualan dibeli calon-calondistributor yang masih penuh harapan yang sebenarnya membayar uang pendaftaran memasuki suatu bisnis yang segera akan mereka tinggalkan. Bukan saja penjualan melalui MLM tidak terlalu berarti di pasar, tetapi kegagalan MLM sebagaimodel penjualan juga berdampak pada faktor lain yaitu mempertahankan pelanggan. Sebagian besar langganan MLM akan berhenti membeli barang-barang secepat mereka berhenti mencari “kesempatan bisnis”. Tidak ada loyalitas pada merk produk.

Fakta-fakta dasar ini menunjukkan, sebagai model pemasaran, MLM tidaklah menggantikan bentukbentuk pemasaran yang sudah ada. Itu sama sekali tidak menyaingi pendekatan pemasaran yang lain. sebaliknya, MLM mewakili sebuah skema investasi yang menggunakan bahasa pemasaran dan penjualan barang. Produk sebenarnya adalah ke distributoran yang dijual dengan janji-janji penghasilan yang memberi kesan keliru dan dibesar-besarkan.Orang-orang membeli produk agar memperoleh posisi yang aman dalam piramid penjualan. Kemungkinannya selalu dikemukakan bahwa seseorang akan kaya bila tidak dari usaha sendiri akan datang dariorang tak dikenal yang akan bergabung sebagai ‘downline,’ yang disebut mereka sebagai ‘ikan besar’.

Pertumbuhan MLM bukanlah manifestasi dari nilainya kepada ekonomi, pelanggan atau distributor, tetapi dari ketakutan ekonomi dan rasa tidak aman masa kini yang tinggi dan pengharapan yang meningkat akan kemakmuran yang cepat dan mudah. Ini bertumbuh dengan cara yang sama seperti penjualan sehari-hari di bursa saham, perjudian resmi dan undian.

Kebohongan #4 :
MLM adalah sebuah cara hidup yang baru yang menjanjikan kebahagiaan dan pemenuhan harapan. Ini adalah cara untuk mencapai semua hal baik dalam hidup ini.

Kebenaran :
Motivasi yang paling ditonjolkan dalam industri MLM yang dapat dilihat dalam brosur-brosur industri ini dan persentasi pertemuan-pertemuan promosi, adalah sebuah bentuk materialisme yang mencolok. Perusahaan-perusahaan ‘Fortune 100 companies’ akan merah mukanya bila dibandingkan dengan janji-janji kemakmuran dan kemewahan yang ditawarkan penjual MLM. Janji-janji ini ditawarkan sebagai tiket pribadi menuju pemenuhan harapan hidup mandiri. Promosi MLM yang berlebihan menuju kemakmuran dan kemewahan bertentangan dengan keinginan sebagian besarorang akan pekerjaan yang berarti dan memenuhi bakat dan minat mereka. Pendeknya, budaya bisnis ini menyimpangkan banyak orang dari nilai-nilai dan keinginan pribadi untuk mengungkapkan bakat dan minat mereka yang unik.

Kebohongan #5 :
MLM adalah sebuah gerakan spiritual.

Kebenaran :
Penggunaan konsep spiritual seperti kesadaran akan kemakmuran dan visualisasi kreatip untuk mempromosikan pendaftaran MLM, penggunaan kata-kata seperti ‘persaudaraan’ untuk menjelaskan sebuah organisasi penjualan, dan klaim bahwa MLM adalah pemenuhan nubuatan Alkitab tentang prinsip-prinsip Kristiani, adalah penyimpangan dari praktek Kristen yang benar. Mereka yang memusatkan pengharapan dan impian mereka sebagai jawaban atas doa-doa mereka kehilangan pengertian sebenarnya akan arti spiritualitas sebenarnya yang diajarkan oleh agama-agama dan kepercayaan-kepercayaan besar umat manusia. Penyalahgunaan prinsip-prinsip spiritual seharusnya menjadi tanda bahwa kesempatan investasi itu menyesatkan. Bila sebuah produk dibungkus dalam bendera atau agama, pembeli harus waspada! ‘Kekeluargaan’ dan ‘dukungan’ yang ditawarkan oleh organisasi-organisasi MLM kepada calon-calon anggota baru bergantung sepenuhnya dari penjualan mereka. Bila penjualan dan pemasukan pendaftar baru menurun, begitu juga ‘kekeluargaan’ itu.

Kebohongan #6 :
Sukses dalam MLM adalah mudah. Teman-teman dan keluarga adalah calon yang alami. Mereka yang mencintai dan mendukung akan menjadi pelanggan seumur hidup.

Kebenaran :
Komersialisasi hubungan kekeluargaan dan teman atau penggunaan kehangatan hubungan yang dibutuhkan dalam program pemasaran MLM merupakan elemen yang merusak dalam masyarakat dan tidak sehat bagi perorangan yang terlibat. Komersialisasi hubungan kekeluargaan dan loyalitas persahabatan untuk membangun bisnis dapat menghancurkan fundasi sosial seseorang. Hal itu menekankan hubungan yang tidak akan pernah mengembalikan kepada dasar asli dari cinta, loyalitas dan dukungan. Di atas aspek sosial yang merusak, pengalaman menunjukkan bahwa sedikit manusia menikmati atau menghargai bujukan keluarga dan teman untuk membeli produk yang ditawarkan.

Kebohongan #7 :

Anda dapat mengerjakan bisnis MLM pada waktu senggang. Sebagai bisnis, MLM menawarkan kebebasan yang paling besar dan kebebasan waktu perorangan. Beberapa jam seminggu dapat menghasilkan tambahan penghasilan yang cukup berarti dan dapat bertumbuh menjadi penghasilan yang besar, dan menjadikan pekerjaan lainnya tidak diperlukan lagi.

Kebenaran :
Puluhan tahun pengalaman melibatkan jutaan orang membuktikan menghasilkan uang di MLM membutuhkan komitmen waktu yang tidak sedikit termasuk tipu daya, keuletan dan penipuan perorangan. Melebihi diperlukan sedikit kerja keras dan sikap khusus, model bisnis pada dirinya sendiri mengkonsumsi lebih banyak wilayah kehidupan dan waktu seseorang. Dalam MLM, semua orang adalah bakal calon. Setiap waktu bangun adalah waktu yang potensial untuk pemasaran. Tidak ada batasan tempat, orang orang, atau waktu untuk penjualan. Sebagai konsekwensi, tidak ada tempat dan waktu luang atau sekali
seseorang bergabung dalam sistem MLM.

Dibalik kedok untuk menghasilkan uang secara mandiri, sistem ini mengontrol dan mendominasi segenap aspek khidupan orang-orang dan membutuhkan keloyalan ketat pada program. Ini terlihat dari kenyataan mengapa begitu banyak orang yang sudah terlibat terlalu dalam akan berakhir dengan kebutuhan dan ketergantungan akan MLM secara mati-matian. Mereka mengasingkan atau membubarkan hubungan-hubungan lain yang berkesinambungan.

Kebohongan #8 :

MLM adalah bisnis baru yang positif dan dapat diandalkan, yang meneguhkan jiwa dan kebebasan pribadi manusia.

Kebenaran :

Brosur-brosur pemasaran MLM menunjukkan kebanyakan pesannya adalah untuk melepaskan rasa takut manusia dan berdasarkan menipuan akan potensi penghasilan. Bujukan sering mencakup ramalam tentang hancurnya bentuk-bentuk distribusi lainnya, disintegrasi tentang ketidak pekaan perusahaan Amerika, dan
langkanya kesempatan pada profesi atau lain. Profesi, perdagangan dan bisnis konvensional secara rutin direndahkan dan disalahkan karena tidak menjanjikan ‘penghasilan yang tidak terbatas’. Pekerjaan digambarkan sebagai perbudakan bagi mereka ‘yang kalah’. MLM digambarkan sebagai harapan terbesar untuk banyak orang. Pendekatan ini, sebagai tambahan penipuan, sering mendatangkan efek yang menakutkan orang-orang yang sebenarnya ingin menggapai visi sukses dan kebahagian mereka yang unik. Kesempatan bisnis yang sehat tidak perlu mendasarkan semangatnya pada ramalan-ramalan dan peringatan-peringatan yang negatip.

Kebohongan #9 :
MLM adalah pilihan terbaik untuk memiliki perusahaan sendiri dan memperoleh kebebasan ekonomis yang sebenarnya.

Kebenaran :

MLM bukan pekerjaan-mandiri yang sebenarnya. ‘Memiliki’ sebuah kedistributoran MLM adalah ilusi. Beberapa perusahaan MLM melarang distributornya untuk juga mengembangkan down-line baru. Sebagian besar kontrak MLM memudahkan pemutusan kedistributoran dan cepat bagi perusahaan. Bila terjadi pemutusan, down-lines dapat diambil dengan segala cara. Keanggotaan membutuhkan kepatuhan yang ketat akan model ‘duplikasi,’ bukan kebebasan pribadi dan individualitas. Distributor MLM bukan pengusaha tetapi peserta dalam sistem hirarki yang kompleks dibawah mana mereka hanya memiliki sedikit kontrol.

Kebohongan #10 :
MLM bukan skema piramid karena menjual produk.

Kebenaran :

Penjualan produk tidak lain hanyalah usaha pengamanan diri terhadap peraturan-peraturan anti-piramid atau praktek-praktek dagang yang tidak jujur yang dikeluarkan oleh undang-undang negara. MLM yang menjual barang-barang yang bermanfaat, produk yang berkwalitas telah berhasil diadili oleh para pejabat negara dibawah undang-undang anti-piramid. MLM adalah bentuk bisnis yang sah hanya dibawah persyaratan yang ketat yang dikeluarkan oleh FTC dan Jaksa Agung. Banyak MLM sekarang melanggar ketentuan itu dan tetap beroperasi hanya karena mereka belum diadili. Peraturan pengadilan yang baru menentukan peraturan 70% untuk menilai sah tidaknya sebuah MLM. Sedikitnya 70% dari barang-barang yang dijual oleh perusahaan MLM harus dijual kepada bukan distributor. Standar ini akan menempatkan sebagian besar perusahaan MLM di luar hukum. MLM terbesar mengaku bahwa hanya 18% penjualannya yang dijual untuk umum non-distributor.

Sumber : http://www.wahyu-winoto.com/2010/11/10-kebohongan-mlm-yang-tidak-kita.html