Tuesday, November 28, 2006

Dollar Kembali Terpuruk

The greenback masih terpuruk terutama dengan mata uang utama kawasan Eropa menjelang berakhirnya pertemuan menteri-menteri keuangan Uni Eropa malam ini. Sedangkan yen melemah terhadap dollar setelah Fukui menyatakan bahwa pihaknya BoJ belum dapat memastikan kenaikan suku bunganya kembali, hal ini membuat asset-aset investasi Jepang seperti obligasi semakin tidak menarik bagi investor.
Euro mencetak rekor tertinggi terhadap dollar setelah pernyataan Juncker & Breton bahwa suku bunga ECB masih relevan untuk dinaikkan kembali diakhir tahun ini dan penguatan euro tidak perlu dikuatirkan atau dalam masih taraf yang wajar. Ini patut menjadi pertimbangan pula karena People Bank of China dan bank-bank sentral di Timur Tengah berusaha mendiversifikasikan cadangan mata uangnya dari dollar ke mata uang yang lain termasuk euro, Swiss franc, yen dan poundsterling.
Penguatan sterling dipicu oleh kemungkinan besar kenaikan suku bunga BoE di tahun depan dimana ancaman inflasi yang naik masih membayangi Inggris raya yaitu dipicu oleh naiknya harga perumahan dan upah buruh. Sedangkan Swiss franc kembali menguat menjelang data leading indicator diminggu ini.
Hati-hati pula bahwa melemahnya dollar karena factor kesengajaan pemerintah AS karena menangnya partai democrat, dimana partai ini mempunyai kebijakan perekonomian yang moderat atau tidak terlalu agresif seperti seterunya partai republic. Dengan turunnya dollar, maka barang-barang produksi AS diluar negeri akan semakin tampak murah dan diharapkan permintaan serta produksi meningkat sehingga deficit neraca perdagangan semakin kecil.
Focus di Selasa seperti beberapa komentar dari gubernur RBA Richard, menteri keuangan AS Henry Paulson, pejabat ECB Liikanen, pejabat the Fed Plosser, chairman the Fed Ben Bernanke dan pejabat the Fed Michael Moskow yang akan berbicara mengenai outlook ekonomi AS. Sedang data-data ekonomi seperti retail sales dan retail trade Jepang, consumption indicator Swiss, durable goods orders AS, exisiting home sales dan Richmond Fed manufacturing

No comments: