Blog Archive

Wednesday, December 20, 2006

Beberapa pelajaran penting

GBP – USD
Sudah dipahami semua trader bahwa dalam jangka panjang dollar akan melemah. Sentimen negatif dollar telah lama tertanam, sejak defisit perdagangan AS menjadi tema sentral pelemahan dollar pada 2003-2004. Dollar kemudian tertolong oleh peralihan isu ke kenaikan suku bunga AS yang dilakukan sebanyak 17 kali berturut-turut sepanjang tahun 2005 hingga awal 2006. Data-data ekonomi yang menggiringi hanya semacam atribut, apakah kenaikan akan berlanjut atau tidak. Apabila ada sinyal kenaikan berlanjut, dollar menguat.
Kemudian isu kenaikan suku bunga beralih pada isu inflasi. Dipahami bahwa apabila tekanan inflasi tinggi, maka berpeluang akan dilakukan pengetatan moneter. Dan bagi dollar saat ini dipahami sebagai penundaan pemangkasan suku bunga.

Saat ini isu sentral telah berubah, pertama isu defisit kembali diungkit, walaupun pada laporan terakhir di bulan November defisit anggaran federal menurun 9% dibanding tahun sebelumnya, yaitu $ 83,07 milyar pada November 2005 turun menjadi $ 75,62 milyar pada November 2006 namun secara keseluruhan hantu defisit masih dinilai cukup besar.

Kedua, adalah isu konversi cadangan devisa dari dollar ke euro dan emas. Konversi ini telah dilakukan oleh sejumlah negara penghasil minyak dan gas bumi di Timur Tengah, Asia Tengah dan Rusia. Mereka memandang pada dasawarsa mendatang dollar tidaklah menarik lagi.

Dengan beralihnya isu tersebut, untuk jangka panjang dollar akan mendapat tekanan yang sangat kuat.

Secara teknikal, pergerakan dollar dapat dilihat dengan acuan sebagai berikut : apabila secara teknikal dollar mesti menguat, maka penguatannya tidaklah terlalu drastis. Hal ini dapat dilihat pada chart, dimana titik pantul (untuk penguatan lanjutan) penguatannya dapat mencapai fibo 38.2% - 23.6%. Sebaliknya bila tema teknikal mengharuskan dollar melemah, maka titik pantulnya hanya dikisaran fibo 60.8% - 50% saja, bahkan cenderung terjun bebas.

Nah, hal inilah yang terjadi kemarin pada sterling dan mata uang utama lainnya. Khusus sterling saya menduga titik pantulnya ada di area 1.9542 – 1.9568. Sehingga likuidasi posisi saya rencanakan di area 1.9560, dan open buy at. 1.9550 dengan target ke area 1.9780-an atau minimal ke 1.9720-an.
Namun ternyata saya keliru. Saya melupakan analisa fundamental di atas, bahwa ketika secara teknikal dollar mesti melemah yang seirama dengan tema fundamental yang mengharuskan dollar melemah, maka dollar pastilah terjun bebas. Dan titik pantulnya pastilah di area 60.8% - 50% saja. Saya masih terbawa pola sebelumnya, yaitu ketika dollar menguat secara teknikal, yaitu titik pantulnya di area 38.2% - 23.6%.

Kesalahan utama juga terjadi karena saya melupakan chart H4 yang mengharuskan GBP/USD membentuk wave 3 pada gelombang sidewaynya. Saya terlalu optimis karena terpengaruh chart daily. Padahal chart daily belum memenuhi syarat teknis untuk menuju ke wave 4, disebabkan chart H4 belum menyelesaikan siklus sidewaynya pada wave 3 bahkan mungkin hingga wave 5.

Kenyataan H4 yang harus membentuk wave 3 ke atas, hingga terbentuk pola rectangle. Hal ini sesuai aturan dalam analisa wave elliott, bahwa pada pola sideway wave 2 tidak mungkin lebih pendek atau lebih panjang dari wave 1.

Strategi :
Hold posisi sebelumnya yang belum ditutup. Likuidasi dilakukan setelah berada di area 1.9611 – 1.9577.

Chart M15


H4

No comments: